arah langkah, fiersa besari


IMG_20180513_163339_1526223104082
Judul buku : Arah Langkah
Penulis : Fiersa Besari
Jumlah halaman : 304 halaman
Penyunting : Juliagar R. N.
Penyunting akhir : Agus Wahadyo
Desain cover : Budi Setiawan
Penata Letak : Didit Sasono
Foto : Fiersa Besari, Anisa Andini, Baduy
Tahun terbit : 2018
Penerbit : Mediakita
“Patah hati” tidak selamanya membuat orang untuk bermalas-malasan tinggal dirumah atau kamar sambil mendengarkan lagu yang mewakili perasaannya. Dengan “patah hati” membuat Fiersa Besari atau yang akrab disapa Bung ini berkeliling Indonesia. Begitu alasan Fiersa Besari yang mengelilingi Indonesia dan yang kemudian ditulisnya dalam buku Arah Langkah. Buku ini merupakan buku ke empat dari Fiersa Besari setelah buku-buku sebelumnya membuatnya dikenal banyak orang. Adapun buku-buku sebelumnya yakni Garis Waktu, Konspirasi Alam Semesta dan Catatan Juang.
“…satu-satunya penghalang langkah kita adalah rasa takut kita sendiri” halaman 280
Arah Langkah bercerita tentang Bung yang mengelilingi Indonesia beserta kedua temannya yakni Anisa Andini dan Baduy. “patah hati” karena orang yang disayangnya, Mia lebih memilih orang lain yang tidak lain adalah sahabat Fiersa Besari sendiri.
“yang paling aku senangi dari bepualang adalah: sejauh apapun jalan yang kita tempuh, tujuan akhir selalu rumah.” Halaman 235
Membaca buku Arah Langkah membuat kita seolah-olah dibawa berkeliling di Indonesia. Banyak hal yang baru didapatkan setelah membaca buku yang baru terbit dibulan Mei 2018 ini. Diceritakan pula bahwa tempat-tempat di Indonesia yang ditayangkan ditelevisi ternyata berbanding dengan kenyataan yang sebenarnya.
Buku ini sangat menarik, setiap babnya diberi judul dengan satu kata yang kemudian ditulis seperti dengan format kamus sehingga akan menambah pengetahuan kita seperti:
ARKAIS
(a) berhubungan dengan masa dahulu atau berciri kuno, tua
WAHAM
(n) kenyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan dunia nyata sert dibangun atas unsur yang tidak berdasarkan logika; sangka; curiga
Selain itu banyak juga kata yang asing didengar ditelinga namun dalam buku ini ditulis dilengkapi dengan catatan kaki sehingga setelah membaca buku ini akan memperkaya kosakata kita.
“cinta memang buta aksara, komaka dari itu, butuh komitmen dua anak manusia untuk menjadikannya menjaga” halaman 32
Buku ini mengajarkan kita untuk tidak larut dalam kesedihan. Karena dibalik kesedihan akan muncul kebahagian yang indah.
“bukanlah kenangan buruk yang akan membuat kita bersedih, tapi kenangan terindah yang takkan biasa terulang lagi.” Halaman 246



https://rudisalam97.wordpress.com/2018/05/17/resensi-buku-arah-langkah/

Komentar

Postingan Populer